0

Menghargai Karya Orang Lain


Sebelum kalian baca lebih jauh, aku cuma mau ngasih tau kalo postingan ini cuma untuk pembelajaran.

Pernah di kritik?
Kritik itu bagus, tapi jika disampaikan dengan tidak benar dan bukan pada tempatnya justru akan menimbulkan masalah. Kalian yang udah kelas XI pasti udah belajar yang namanya diskusi, kan? Baik itu seminar, forum, etc. Dalam diskusi itu kita bebas mengutarakan kritik saran sanggahan dan komentar. Namun dalam penyampaiannya pun harus benar, misalnya:
“Trimakasih kepada moderator yang sudah mengizinkan saya untuk memberikan komentar. Saya Katusha Levanti dari SMA Negeri 4 Bandung izin berkomentar. Mohon maaf, tadi menurut saudara blablabla. Tapi menurut saya blablabla. Trimakasih.”
Dan yang paling penting dalam memberikan komentar: jangan memberikan komentar yang dapat menyinggung individu, instansi, lembaga, dll, terutama si Pembicara.

Oke sekarang kita sambungin ke topik utama kita…
“Hargai Karya Orang Lain”
Pernah bikin diary atau semacamnya? Suka ngga kalo diary kita di kritik sama orang lain? Padahal maksud kita nulis diary itu hanya untuk menghibur diri sendiri, dan share pengalaman ke diri kamu yang akan datang.
Ok kritik itu emang bagus, dengan kritik kita bisa menjadi lebih baik dari kita sebelumnya. Tapi apa harus mengkritik karya seseorang terus menerus padahal orang itu sudah menegaskan berkali-kali bahwa dia tidak ingin tulisannya di kritik terlebih ucapan sang pengkritik pun sangat pedas dan cenderung tidak memakai etika berkomentar yang baik dan benar, selain itu tulisan penulis tsb bersifat pribadi.

Saya pernah baca, pada dasarnya tidak ada seorang pun yang suka orang lain mencampuri kehidupan pribadinya.

Mungkin bakal ada yang nyeletuk “ya salah sendiri nulis diary di blog, pasti dikomentarin dong”. Ok saya emang bodoh, tapi dimana lagi saya nulis? Diary aja kagak punya. Karna notes2 yang saya punya selalu saya jadikan ‘alarm harian’ saya, isinya tentang tugas2 PR2 target2 dll. Selain itu saya ngerasa mubadzir banget ngehabisin 4 lembar notes cuma untuk cerita pengalaman 1 hari.
Dan wajar aja kalau blog saya emang GAK JELAS, karna saya juga ngetiknya cuma sebentar, ngga nyampe 1 jam saya online, kecuali nunggu email orang. Karna saya sadar kalau ‘online gak jelas’ itu malah bikin saya suram. buktinya saya pernah turun 10 peringkat gara2 online mulu.

Disini saya ngga akan nyebutin identitas, tapi untuk orang yang sering mengkritik karya saya, saya mohon carilah objek yang lain, atau mungkin kamu harus sering2 ikutan seminar untuk menyalurkan jiwa kritik kamu, karna semuanya sia2 aja kalo kamu cuma ngritik diary saya. Sering saya tegaskan “Mohon hargai tulisan saya”, karna pada dasarnya saya memang tidak membutuhkan komentar untuk diary saya. Apa harus menulis diary SEJELAS MUNGKIN? Setiap penulis kan punya gayanya masing-masing. Mohon hargai tulisan saya….
Sekarang coba tanya diri kamu, apa pantas seorang siswa yang belum resmi menanggalkan seragamnya membahas tentang seks dan pornografi? Akan lebih manis jika kamu menyampaikannya seperti ini:
“ Pada mulanya ovum dilepaskan ovarium kemudian ditangkap oleh fimbrae kemudian masuk ke tuba falopii atau oviduk dan kemudian bertemu dengan sperma dan blablabla”
Apa kamu tidak pernah berfikir bahwa mungkin saja dengan zaman yang global ini, dimana informasi bisa di akses dimana saja dan kapan saja, banyak anak kecil yang masuk site kamu kemudian iseng membacanya.. lalu apa yang terjadi? Renungkanlah jika kamu memang sudah dewasa…

Kalo otaknya udah kotor ya harus dicuci (Wah mulai sesat ini mah..)
udah ya segitu aja, waktu saya sangat berharga. banyak tugas yang harus saya kerjakan, banyak tes2, banyak ulangan2, etc.

Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.
Mohon hargai tulisan saya...

0 comments:

Post a Comment

Back to Top