Tadi pagi nggak sengaja terlibat pembicaraan yang cukup
menarik. Dan udah lama berputar putar di otak ini, pengen aku posting di blog. Hehe
IPA ATAU IPS?
Ya, pertanyaan
itu yang sering mereka lontarkan kepada saya. Hanya karna saya lebih dalam
berhitung dan lemah dalam hafalan.
Saya anak ipa
yang sekarang kuliah di prodi pendidikan ekonomi. Bisa dibilang he’s my
savior. Kenapa pilih pendidikan ekonomi? Jujur, karna alasan saya milih prodi
pendidikan ekonomi karna saya pengen kuliah. Bukan berarti saya PEDE bisa masuk
pendidikan ekonomi, saya juga belajar IPS kok sebelum SNMPTN, artinya saya
NGGAK PEDE kan? Oh iya, alasan saya yang sebener-benernya milih prodi ekonomi,
karna biaya semesterannya lebih murah daripada IPA. Even 300ribu tapi itu
sangat berarti untuk saya, karna saya tidak ingin terlalu menjadi beban untuk
orangtua saya, apalagi bapak bentar lagi pensi…
Kamu sadar gak kalau kamu ngambil jatah anak IPS?
Ya, saya sadar. Dan
kesadaran saya itu berimplikasi ketika menjawab pertanyaan pertama diatas. Malu.
Menyedihkan. Tapi saya sadar bahwa ke-nggak-enak-an saya ini nggak boleh terus
berlarut gitu aja, toh nasi udah jadi bubur. Tugas saya 5 tahun kedepan harus
benar-benar saya wujudkan, mengabdi pada masyarakat. Masyarakat pasti ingin tau
perubahan apa sih yang akan kita berikan. Perubahan dari orang-orang terpilih,
satu diantara berjuta-juta masyarakat Indonesia. Hey! It’s a GOOD ACHIEVMENT,
dude!
Soal
jatah-jatahan, aku rasa itu paradigma
lama. FYI, ada anak-anak IPS yang berhasil masuk kedokteran loh! Fakultas yang
menjadi impian anak-anak IPA. Ada yang diambil, dan yang sangat saya sayangkan,
ada yang nggak di ambil. Alasannya hanya ingin membuktikan bahwa anak IPS juga
bisa di terima di kedokteran, dan setelah diterima dia buang gitu aja. Aku rasa
itu bukan pilihan yang bijak, kecuali kalau alasannya karna biaya di kedokteran
itu mahal aku masih bisa nerima, nah ini… Walau mungkin itu bisa membuka mata
masyarakat kalau anak IPS itu nggak di bawah IPA, tapi harusnya nggak kayak gitu
juga caranya ya menurut saya.
MIRIS
Miris banget,
sering banget denger kayak gini:
“maklumlah dia
bandel, kan anak IPS“
“jelaslah dia
ngitungnya cepet, kan anak IPA“
“maklumlah dia
banyak omong, kan anak IPS“
Terus? Aku cuma mau
bilang, sekali lagi, kalau itu PARADIGMA LAMA, dan TAK BERDASAR.
Apa anak IPA
lebih pinter daripada anak IPS? ITU PARADIGMA LAMA
Apa anak IPA
lebih ‘nurut’ daripada anak IPS? ITU PARADIGMA LAMA
Apa anak IPA
lebih SEGALA-GALANYA daripada anak IPS? ITU PARADIGMA LAMA
Sebentar lagi
UTS, dan saya merasa terganggu dengan anggapan bahwa anak IPA itu ‘pelit’. Kamu
tau kan maksud ‘pelit’ itu apa?
Kalau aku bilang
nyontek itu nggak baik pasti udah BASI.
Yang mau aku
sampein, ini tuh nggak ada hubungannya sama IPA atau IPS.
Ini tuh bukan ‘pelit’,
tapi tanggungjawab.
Ini tuh bukan
nggak setia kawan, tapi lebih dari itu.
Setia kawan itu ngasih
tau yang bener sampe temen kita bisa, terus pas ujian sukses. Kalau ngasih tau
pas ujian terus abis ujian temennya tetep-tetep aja ngga bisa, itu mah bukan
setia kawan, tapi menjerumuskan.
Mau ngutip lagi
kata-kata alfa yang sedikit aku edit hehe,
Bukan hasil UTS yang ‘bernilai’ dimata manusia yang aku harap.
Aku sadar
dibanding anak-anak yang ada di kelas, aku mungkin masuk ke golongan yang
kurang, kurang pengetahuan maksudnya hehe. Tapi aku nggak mau itu jadi alasan
untuk ngerubah prinsip aku. BUAT APA HASIL BAGUS TAPI NGGAK BAROKAH? DARIPADA
DAPET NILAI B TAPI NYONTEK, MENDING DAPET NILAI A TAPI JUJUR. HEHEHE
1 Kesulitan : 2 Kemudahan. Itu janji Allah. KENAPA MUSTI GALAU?
0 comments:
Post a Comment