0

Jabier dan abah


sepedah baru dari Abah, hadiah ulang tahun buat Jabier yang ke 1 :') 



0

Berbenah

ada banyak cerita yang ingin saya tulis di sini.
tapi untuk saat ini, mungkin hanya ini yang ingin saya ceritakan.

MINGGU, 1 JUNI 2014
Pagi itu, entah kenapa saya malas sekali untuk meninggalkan rumah. Beberapa teman mengirim sms, mengajak diskusi seputar dunia kampus, ya dunia, tapi juga akhirat karna itu amanah saya saat ini. Biasanya saya langsung minta ijin, tapi entah mengapa ketika sarapan dan melihat bapak sakit, saya urung meminta ijin, dan memilih di rumah.
Saat itu bapak mengeluh sakit di dada sebelah kirinya. Mamah ngajak bapak buat ke dokter, khawatir jantung, kalau jantung kan kita belum punya obatnya, karna bapak ga punya penyakit jantung (tiap bulan ada check up kesehatan di kantor bapak). Seperti biasa, bapak agak susah kalau diajak ke rumah sakit, kata mamah, bapak memang nggak suka di rawat di rumah sakit semenjak pernah dirawat karna tifus :)
Tapi kali ini bukan karna tipus. Bapak tetap tidak mau ke dokter, bapak bilang kalau bapak juga diare, khawatir nanti BAB di jalan, malu. (Duh, bapak :) ). Terus kata mamah, gak apa-apa, nanti juga di rumah sakit kan ada toilet. Akhirnya setelah dibujuk sekian lama, bapak mau juga ke rumah sakit, di anter pak darmo (tetangga deket rumah). Dari rumah ke mobil, bapak masih kelihatan sehat, jalannya juga cepat seperti biasanya, dan tidak dipapah.

Beberapa puluh menit kemudian, dada saya berdebar lebih cepat. Akhir-akhir ini memang sering seperti itu, seperti ada sesuatu yang saya khawatirkan, entah apa. Tetiba Mamah Uwi nangis dan terdengar sampai rumah. 
Teteh saya langsung ke bawah, "Ada apa, dek?"
"Nggak tau teh. Kenapa ya? Ada kehilangan uang gitu?"
Teteh saya langsung nelpon pa darmo, nanyain keadaan bapak. Entah apa kata pak darmo, tapi sepertinya pak darmo hanya bilang ke teteh untuk tenang aja. Lalu beberapa tetangga dateng ke rumah, manggil teteh. Teteh keluar, Bu Ai langsung meluk teteh dan teteh nangis. Ada apa?
Bapak saya udah meninggal.
Satu yang saya yakini saat itu, saya udah sering banget ngebayangin hal ini ketika saya dibonceng bapak sampai setengah perjalanan menuju kampus, saya tau ini takdir Allah dan saya nggak boleh terlalu larut dalam kesedihan. Walau tangan saya dingin dan gemeteran, saya langsung ke kamar dan nelpon kakak saya.
"Ya, iya ke rumah ya"
"Iya ade, iya ke rumah da nanti, ini habis belanja. emang kenapa?"
"Yah iya pokoknya ke rumah aja"
"Iya, iya ke rumah. tapi kenapa? ada apa?"
"Ke rumah dulu aja"
"Iya, kenapa? mamah sakit?"
"Engga, bapak meninggal"
Kakak saya langsung nangis dan Jabier (anaknya kakak saya, 1th) juga ikut nangis. Saya yang tidak ingin nangis, akhirnya nangis juga. Ah, saya nggak boleh nangis! Akhirnya saya dibantu tetangga-tetangga beres-beres rumah, mindahin kursi ke luar dlsb. Pokoknya nggak boleh diem.

Seharian itu saya berusaha untuk nggak nangis dan nyibukin sama hal-hal lain.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, kami dikumpulkan dengan tetangga-tetangga yang begitu baik, dari dulu memang sangat baik dan kami sudah seperti saudara. Mereka ikut bantuin segala urusannya. Saudara saya juga dateng, yang di Bandung, Jakarta, Cirebon, pokoknya pada dateng ke rumah. Temen saya juga dateng, temen SD, SMP, SMA, kuliah. Malah ada yang nyasar, duh maaf yaaaah :'(
Jenazah bapak disholatkan di Masjid Nurul Iman (dekat rumah), alhamdulillah banyak yang menyolatkan dan mengantar ke makam. Saya juga ikut ke makam.

SENIN, 2 JUNI 2014
Hari ini saya harusnya ke kampus karna hari ini UAS pertama. Alhamdulillah setelah saya hubungi dosennya, dosennya mengijinkan saya untuk mengikuti ujian susulan. Ah, teman saya yang kemarin ke rumah bagaimana? :'(
Semoga UASnya lancar.

Oh iya, saya juga dapet kiriman voicenote (atau apa namanya) dari Alfa via WA, teman sebangku saya yang sedang kuliah di Turki (Aku udah liat filmnya 99 Cahaya di Langit Eropa fa, Turki indah banget ya. Oh iya Erdogannya juga keren). Aaaah dia selalu bisa bikin meleleh. Sekarang dia lagi di Bandung sampai september, tapi kita belum ketemu ya. Maafkan :(
 
SELASA, 3 JUNI 2014 - dst
UAS hari ini tidak ada susulan, artinya mau tidak mau, siap tidak siap, saya harus menyiapkan diri saya supaya siap untuk UAS.
Ada yang beda dengan UAS kali ini, saya merasa saya lebih nggak PD dibanding UAS-UAS sebelumnya. Tapi akhirnya saya bisa melewatinya. Terimakasih teman-teman yang sudah sangaaaaaaat membantu saya, minjemin rangkuman, dlsb. Bahkan ada yang ngebantuin bikin tugas #eh (jangan ditiru) :(
Alhamdulillah, IP saya naik, tapi IPK turun 0,1, karna jumlah SKS yang boleh dikontrak = paling sedikit diantara semester yang lain. Tapi tetap bersyukur. Bersyukur sekali. Terimakasih untuk support dan do'anya dari teman-teman dan keluarga.

MENCARI KESIBUKAN?
Setelah kuliah beres, saya mulai mellow, galau nilai UAS, galau organisasi, galau galau galau.
Kemudian saya mencari kesibukkan lain... Ya, organisasi sudah pasti, tapi memang sebelumnya pun sudah menjadi rutinitas, dan memang ada beberapa amanah yang harus saya segera tunaikan; lalu pilpres dan berita-berita menarik yang entah mengapa tidak berhenti-henti datang silih berganti. Membuat saya betah baca dan baca.
Di pertengahan Ramadhan saya sakit. Panas saya tinggi sampai ngerasa pusing banget banget banget. Sempat turun. Tapi akhirnya naik lagi dan sempat muntah. Akhirnya ke dokter karna khawatir DBD. Kata dokter, panasnya itu dari radang (bukan radang tenggorokan) dan gejala tipus. Tapi nggak usah dirawat, tapi harus banyak istirahat.
Dari situ saya semakin kacau, semakin nggak karuan, semakin aneh, semakin semakin semakin.
Mungkinkah sampai sekarang?
Saya sudah berusaha supaya tidak terlalu larut dan menikmati kekacauan tersebut dengan kembali menunaikan amanah saya. Tapi apakah itu pelarian?
Mungkin bukan pelarian, saya menikmati rutinitas ini.
Tapi akhirnya saya sakit lagi, radang tenggorokan dan flu. Membuat amanah saya terbengkalai. Amanah sebagai anak, amanah sebagai kakak bagi adik2 di organisasi, amanah sebagai koordinator sebuah acara yang lumayan penting dlsb.

Saya sadar bahwa sakit saya ini bermula karna saya dzolim pada diri saya sendiri. Tidak memperhatikan kesehatan saya dan hak-hak lainnya.
Akhirnya saya deactive facebook saya, karna saya merasa dunia sosial itu sedang menarik-menariknya bagi saya, entah mengapa informasi dari orang-orang disekitar saya begitu menarik.
Saya juga kangen bapak.
Bapak yang sangat perhatian pada kami, sangat pintar mencairkan suasana, sangat rapi, sangat telaten, sangat peduli pada semua orang.

Banyak yang ingin saya ceritakan tentang bapak.
Tentang perjuangan beliau menafkahi kami.
Tentang prestasi-prestasi beliau selama bekerja di PT.DI.
Dan masih banyak lagi.

Hal-hal yang tidak ingin saya lupakan tentang bapak:
1. Bapak memang tertutup, tapi bapak pernah memarahi saya tentang banyak hal
2. Bapak memang tertutup, tapi bapak pernah menasehati saya tentang banyak hal
3. Bapak sering menggendong saya (waktu kecil) dan memindahkan saya ke lantai atas karna ketiduran nonton tv
4. Bapak pernah mencium saya ketika saya pura-pura tidur sehabis nangis karna dinasehati bapak tentang hal yang sebetulnya tidak saya lakukan, dan beliau minta maaf. Aaaah :'(
5. Bapak sering nganterin saya kuliah (mulai dari rumah sampai kampus, rumah sampai borma, rumah sampai patung husein, dlsb) karna terkadang saya telat walau sepagi apapu saya berangkat dengan angkot karna dosennya sudah hadir sebelum jam masuk kuliah.
6. Bapak sering menyapa orang-orang di komplek ketika kami pergi bersama
7. Bapak sayang sekali pada cucu pertamanya, Jabier. Dan Jabier pun sayang sekali pada Abahnya ini. Sampai sekarang Jabier suka manggil-manggil Abah. Bapak punya rekaman di hpnya saat main sama jabier, insyaAllah nanti saya upload di youtube :')
8. Bapak suka bilang, 'kata bapak mah Prabowo yang menang da' sebelum bapak meninggal, saat itu saya belum pilih siapa-siapa. Dan akhirnya saya juga suka. Bapaklah salah satu alasan saya tertarik pada beliau, alasan lainnya karna beliau didukung para ulama. Tapi akhirnya pak prabowo nggak menang pak, tidak apa-apa pak. Semoga ini memang yang terbaik, semoga meringankan beban saya, bapak dan teman-teman lain yang telah mempercayakan negeri ini pada beliau ketika di akhirat nanti.
9. Bapak punya satu buku catatan tentang komputer, tetangga dan teman-teman kantornya selalu menelpon ke rumah atau datang ke rumah kalau ada masalah tentang komputer. InsyaAllah akan saya share di blog ini, walau mungkin tidak semua ilmu bapak ada di situ.
10. Bapak yang menginspirasi dan memotivasi saya untuk 'mencicipi' rasanya tinggal di negeri orang. Bapak sudah ke spanyol, amerika dan jerman ketika saya kecil, bahkan sebelum saya lahir. Yup, bapak pergi karna tugas kantornya :) Entah saya ditakdirkan untuk ke luar negeri atau tidak, dan entah masih ingin atau tidak. Ah kalau Mekah sih pasti pingin :')
11. Bapak punya banyaaaaaaak sekali teman. Kata teman-temannya beliau ini suka ngebodor dan sering kasih nasehat kalau juniornya di kantor pada nggak semangat kerja. Ya, bapak juga selalu membuat kami tertawa :)

12. Bapak suka sekali main games, tapi beberapa bulan terakhir bapak seringnya main facebook untuk silaturahim dan ngerjain tugas kantor
13. Bapak sering menjemput saya ketika saya pulang kemaleman atau ketika bawaan saya dari kampus sangat banyak.
14. Bapak sudah berhenti merokok sebulan sebelum beliau wafat
15. Bapak suka bilang ke mamah: bapak ingin meninggal seperti bapaknya (kakek saya). Benar, beliau wafat seperti kakek saya. Meninggalnya tidak menyusahkan kami, beliau pergi dalam keadaan yang sangat bersih dll.
16. Sebelum meninggal, bapak keliling kantor untuk bayar hutang-hutangnya. Dan seperti memberikan pertanda bahwa beliau akan 'pulang' pada teman-teman kantornya. Sayangnya kami tidak pandai membaca situasi :')
17. Sebelum meninggal, bapak rajin bersih-bersih kamar belakang (tempat bapak kerja, main games dll). Sayangnya kami tidak pandai membaca situasi :')
Dan masih banyak hal yang ingin saya ceritakan tentang bapak.

Intinya bapak itu adalah...
anak yang baik bagi orangtuanya yang melahirkannya
anak yang baik bagi paman dan bibi yang merawatnya
adik yang baik bagi kakak-kakaknya
kakak yang baik bagi adik-adiknya
ayah yang baik bagi anak-anaknya
kakek yang baik bagi cucu-cucunya
teman yang baik bagi orang-orang disekelilingnya
semoga bapak adalah hamba yang baik di hadapan Allah

Mohon do'anya. Mohon do'anya untuk bapak saya, Slamet Haryanto rahimahulloh...
Bagi teman-teman bapak yang mungkin mengenal bapak dan sudah lama tidak bertemu dengan bapak, mohon dimaafkan segala kesalahan bapak.

Apakah akhir-akhir ini saya hanya sedang mengalihkan perhatian saya untuk menutupi kesedihan dan kekosongan saya?
Jika iya maka saya tidak boleh mengalihkannya. Sedih ya biarkan sedih, biarkan saya larut dalam kesedihan dan kemudian mengobatinya. Hmm, bukankah kekacauan saya akhir-akhir ini merupakan luapan kesedihan saya? Kalau begitu sekarang tahap pengobatan. Wake up. Move on!

Saya harus berbenah...
Cukup untuk kekacauan yang saya ciptakan untuk diri saya sendiri akhir-akhir ini.
Saya sebal dengan diri saya yang akhir-akhir ini sangaaaaaaaaaaaat menyebalkan sekali, sudah cukup.
Perbaiki diri, lakukan yang terbaik. Lillah.

Back to Top